Setelah selalu menempati posisi
keempat dalam berbagai kerjuaraan yang diikuti, akhirnya di kejuaraan terakhir
yang diikuti yaitu Kejuaraan Bola Basket Il Jalapeno Cup, JBC berhasil meraih
juara pertama. Selain itu, predikat Most Valuable Player juga diraih Anggit
Yudha, pemain yang jatuh bangun dalam membela JBC di pertandingan final.
Hasil ini diraih dengan susah
payah, karena pada pertandingan semifinal melawan Lions Warrior, JBC berhasil
lolos hanya dengan keunggulan setengah bola. Di awal pertandingan, sampai pada
quarter ketiga, JBC mampu unggul jauh dari Lions Warrior, tetapi stamina yang
mulai kendur karena tidak adanya pemain pengganti, menjadikan Lions Warrior
leluasa menggembur pertahanan JBC. Melalui Dian Jamili maupun Aries Dian, Lions
Warrior mulai mendekati perolehan angka JBC. Sampai hanya berjarak setengah
bola, JBC mulai memainkan strategi untuk mengulur waktu, yang akhirnya berhasil
mengantarkan mereka melaju ke final. Tentu saja Adek Ridwan menjadi tumpuan JBC
pada pertandingan ini, hampir semua angka JBC diciptakan oleh Adek.
Di partai final melawan
Sigurvegari yang digelar lebih cepat karena salah satu peserta semifinal
dikenakan WO setelah terlambat hadir, JBC dengan percaya diri memasuki
lapangan. Kali ini JBC diperkuat pemain-pemain terbaiknya, seperti Anggit
Yudha, Setiawan Wahyu dan Fiesky. Di quarter pertama, JBC unggul beberapa angka
dari Sigurvegari. Adek Ridwan mencetak sebagian besar angka di quarter pertama,
disusul Anggit Yudha. Galih Lian yang belum fit 100% setelah sembuh dari
cideranya hanya mampu bermain 3 menit, sebelum digantikan Kholis Sadewa.
Quarter kedua masih berjalan
dengan ketat, JBC menambah variasi serangan, lewat Yuliani maupun Anggit Yudha.
Antonius juga kerap merangsek kedepan, bergantian dengan Fiesky dan Setiawan.
Karena lebih berkonsentrasi menyerang, pertahanan JBC kerap kali lowong
ditinggal pemainnya. Kesempatan ini dimanfaatkan Sigurvegari dengan baik.
Sigurvegari sempat unggul perolehan point, sebelum JBC mampu kembali unggul
beberapa angka.
Tidaka mampu menambah angka di
quarter ketiga dan Sigurvegari mampu menipiskan selisih point, JBC mengubah
strategi dengan hanya menumpukan serangan kepada Adek Ridwan dan Anggit Yudha.
Duet kedua pemain ini mampu merepotkan pertahanan Sigurvegari. Tidak hanya
menyerang, Anggit juga kerap membantu pertahanan dan mengandalkan sprintnya
untuk langsung menyerang ke daerah lawan ketika mendapat bola. Di pertengahan
quarter terakhir, perolehan point hampir sama, Yualiani masuk menggantikan
Setiawan yang mulai kehabisan tenaga. Keuntungan tersendiri karena pemain putri
hanya boleh direbut oleh pemain putri pula. Serangan JBC mulai lancar, dan
akhirnya menutup quarter terakhir dengan kemenangan atas Sigurvegari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar